Minggu, 28 Desember 2014

Diam dalam Kesabaran



 Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, kehilangan jiwa (kematian) dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (Q.S. Al-Baqarah: 155)

Setiap manusia pasti pernah mendapat cobaan dalam hidupnya, baik itu kecil maupun besar yang menuju kematian, disaat seperti itu kemungkinan orang di sekitar mu mengulur tangannya untuk membantu, menasehati kalian untuk sabar. Namun apakah sabar itu mudah seperti membolak-balik buku. Tentu tidak, Why? Sabar tidak seperti yang di banyangkan, kata yang mudah namun sulit untuk dijalani, butuh waktu yang lama untuk menyakinkan kesabaran itu datang.

 “ Hidup satu bertunas seribu.” Mungkin itulah yang sekarang sedang anda jalani sekarang, atau mungkin kita semua, lebih jelasnya kehidupan kita sendiri yang sekarang sedang kita jalani. Hidup adalah sesuatu yang mengharuskan kita menerima apa yang menjadi takdir kita, jalani dengan sepenuh hati lakukan dengan senyuman. Hidup menuntut kesabaran yang luar biasa, kehidupan yang sedang anda jalani mungkin sekarang sedang membutuhkan kesabaran. Kehidupan ini memang penuh dengan berbagi peristiwa jika tidak di sakiti pasti ada yang menyakiti. Kita pasti pernah melakukan candaan yang menurut kita itu biasa, hal yang wajar, namun apa menurut orang yang kita jadikan bahan candaan tersebut.

Sebagai contoh, lihatlah kebelakang kalian apakah teman-teman kalian ada disaat kalian tidak punya apa-apa, namun jika kalian punya sesuatu yang mengharuskan mereka datang untuk menghampiri, serta jika anda sedang jatuh. Apakah mereka ada? Tanyakan pada diri anda sendiri, mungkin di saat itulah anda berusaha menyakinkan diri anda untuk sabar.

Ada yang merasakan hari-hari dalam hidup semakin sulit, masalah satu belum selesai timbul masalah baru lagi mungkin masalah itu melibatkan separuh dari hidup anda bahkan menyebar menyeluruh kehidupan anda yang menghilangkan tawa anda, dari  Anas bin Malik r.a berkata : Pada suatu hari Rasulullah s.a.w berjalan melalui seorang wanita yang sedang menangis diatas kuburan. Maka Nabi s.a.w. bersabda : Bertaqwalah kepada Allah SWT dan sabarlah. Dijawab oleh wanita (itu) : enyalah kau daripadaku, kau tidak menderita bala’ musibah ku ini. Wanita itu tidak mengetahui bahwa yang berbicara itu adalah Rasulullah s.a.w. kemudian ia diberi tahu bahwa itu tadi Nabi s.a.w. Maka segeralah wanita itu pergi ke rumah Nabi s.a.w dan disana ia tidak menemukan juru kunci atau penjaga pintu sehingga dapat masuk dengan tidak bersusah payah, lalu berkata : Sebenarnya saya tidak mengetahui bahwa yang berbicara tadi adalah engakau ya Rasulullah s.a.w. Maka sabda Nabi s.a.w : Sesengguhnya kesabaran itu hanyalah pada pukulan yang pertama dari bala’.(H.R. Bukhari dan Muslim)

Memang tidak semua orang dapat merasakan apa yang dirasakan apabila seseorang tertimpa musibah, apa lagi orang tersebut biasa saja menjalani hidupnya dengan bahagia dengan senyuman tanpa siapa pu yang tahu bahwa dia sedang ada masalah, tapi tetaplah berfikir semua orang pasti mempunyai masalah, dengan masalah yang di berikan tuhan ketika kita dapat menjalaninya, menerimanya dengan ikhlas disitulah letak kesabaran yang diterima. Ada beberapa hal yang dapat kita pelajari disaat kita tertimpa masalah dan cara mengatasinya dengan sabar:

1.      Diam, dengan kata lain anda harus bersabar dengan menerimanya dengan ceria namun diam disini tidak membuat anda depresi akan masalah yang sedang anda hadapi.
2.      Ingat Allah, ketika tuhan memberikan kita cobaan artinya tuhan masih sayang kita, sebagaimana firmannya: . “Hai orang-orang yang beriman. Bersabarlah kamu, dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiaga-siaga (diperbatasan negrimu) dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu beruntung.” (Q.S Ali- Imran 200).
3.      Ingat masih ada orang yang lebih berat cobaanya dari anda, coba bayangkan pertempuran antara palestina dan israel, mereka telah ditakdirkan lebih dulu dari pada anda untuk menikmati kesabaran itu dengan lebih. Tuhan telah menakdirkan mereka untuk menderita di dunia tapi takdir tuhan jauh dari itu, Tuhan juga telah mempersiapkan surga kepada mereka di hari akhir kelak bagi mereka yang sabar dalam menerima cobaan dunia itu. Sebagaimana firman Allah: ”Sungguh akan dibayar upah (pahalah) orang-orang yang sabar dengan tiada batas hitungan.” (Q.S. Az-Zumar 10).

Nah, bersabarlah ketika anda menghadapi masalah apapun hadapi dengan ceria hingga Tuhan membalasnya dengan setimpal dengan apa yang telah Tuhan berikan kepadamu terhadap cobaannya. Wallahu ‘alam Bishowab






Mencintai dan Membenci ?


Bila Harus Mencintai dan Membenci

Cintailah kekasihmu sekedar saja, sebab bisa jadi pada suatu hari ia akan menjadi musuhmu dan bencilah musuhmu sekedarnya saja, sebab mungkin saja suatu hari ia akan menjadi kekasihmu yang paling setia.” (HR. Turmudzi)
            Allah subhanahu wata’ala telah menjadikan manusia masing-masing berhajat kepada yang lain, supaya mereka saling tolong-menolong dalam berbagai kebaikan, saling mencintai satu sama lain. Dengan cara demikian kehidupan sesama jadi teratur, serta tali persaudaraan sesama muslim dapat utuh secara sempurna. Dalam al-qur’an Allah menjelaskan tentang sekedarnya saja mencintai seseorang dan membenci seseorang.
”..Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui ”.(Q.S Al-Baqarah: 216)
Banyak orang menciantai kekasihnya secara berlebih-lebihan rela berkorban apapun untuk membuat orang yang dicintainya bahagia, bahkan ada pula yang meninggalkan kewajibanya sebagai seorang muslim. Banyak pula orang yang membenci musuhnya secara berlebih-lebihan hingga mengakibatkan nyawa musuhnya hilang. Padahal itu semua berakhir sia-sia meninggalkan apa yang menjadi kewajiban seorang muslim justu akan mengakibatkan Allah menjadi benci kepada kita juga mendapatkan dosa yang besar disisi Allah. Cintai mereka sekedar saja dan benci mereka sekedarnya saja karna Allah telah menetapkan semua takdir kita temasuk orang yang kita sayangi, jika ia jodoh kita pasti Allah temukan kepada kita, kita juga diperintah kan untuk saling mengenal satu sama lain agar kita saling mencintain satu sama lain. Firman Allah yang artinya..
”Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.(Q.S Al-Hujuraat: 13)
Saat kita mencintainya kita rela berbuat apapun, hingga kita membencinya saling mengolok-olok dan saling dzalim, Allah sangat membenci orang tersebut dalam surah Al-hujuraat ayat 11 Allah menjelaskannya yang artinya..” Hai orang-orang yang beriman janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olok) wanita-wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olok) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barang siapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang dzalim”.
Kita sebagai seorang manusia dan seorang muslim mempunyai peran yang penting satu sama lain yaitu saling tolong-menolong dalam kebaikan dan juga sebagai manusia makhluk ciptaan Allah juga punya rasa saling mencintai satu sama lain
“Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat ”.(Al-Hujurat: 10)
Jangan biarkan nafsu mengendalikan diri anda, buatlah diri anda yang mengendalikan nafsu, sehingga apa yang di wajibkan dan di larang Allah akan mudah anda kerjakan dan anda tinggalkan, karna nafsulah apa yang indah menjadi buruk, termasuk mencintai secara berlebihan. Mungkin hari ini dia yang anda kasihi baik bagi anda tapi, belum tentu baik bagi Allah. Cintai dia sekedarnya saja dan bencilah sekedarnya saja, bisa jadi suatu hari yang anda cintai membenci anda, dan yang anda benci mencintai anda. Ingat pula saudaraku jangan pernah kalian takabur, sebab Allah sangat benci orang yang takabur, orang yang takabur ibarat memakan bagian tubuhnya sendiri. Wallahu a’lam bishawab.

Riza Umbara

Selasa, 23 Desember 2014

Laa' Tahzan yaa Akhi: Love Story of Jogjali

Laa' Tahzan yaa Akhi: Love Story of Jogjali: Love, mendengar kalimat itu pasti semua orang merasakan angannya terbang sampai kelangit. Cinta, ya cinta adalah suatu perasaan yang tu...

dibaca ya sobat Google+ rizaumbara.blogspot.com


Love Story of Jogjali



Love, mendengar kalimat itu pasti semua orang merasakan angannya terbang sampai kelangit. Cinta, ya cinta adalah suatu perasaan yang tumbuh dalam proses kasih sayang yang mendalam jika tidak ada sayang rasa cinta tak kan pernah muncul.
 Ku tatap langit biru dari jendela kamarku penuh dengan butiran bulat awan dengan rintihan hujan beku yang disambut nyanyian katak seolah memanggil hujan untuk dirinya, sinar mentari pun bermunculan tandanya raja pagi telah muncul untuk mencerah kan wajah bumi yang kusam setelah tadi malam di guyur hujan badai.
Pagi ini adalah persiapan aku menuju sekolah yang pagi-pagi sekali kami akan berangkat ke jogja bersama satu grup kocak sanggar kami untuk mengikuti lomba yang di bina oleh bunda kami tercinta.” Ibu aku berangkat dulu” kataku sambil mengambil ransel gendut ku. “ jaga kesehatan mu jangan sampai lupa makan dan tidur harus teratur.” Kata ibu ku sambil tersenyum riang walau pun tak rela membiarkan ku pergi jauh-jauh walau hanya beberapa hari, karna aku adalah anak tunggal. Sebelum pergi ibu dan ayah ku memeluk ku penuh kasih sayang dan mencium pipi kanan dan kiri ku sebagai tanda eratnya hubungan kami di keluarga, ku balas dengan mencium tangan hangat kedua orang tua ku sambil mengucapkan salam lalu segera berangkat menuju sekolah. “Peter, teriak teman ku dari kejahuan sanggar. Dia adalah teman ku satu sanggar yang paling dekat dengan ku yang sehari-hari kami selalu bersama bagai dua hati satu jiwa. “lama banget kamu datang.” Kata rendy. “ya, aku masih berpamitan dengan orang tua ku.” Kata ku sambil meletakkan ransel super besar ku di samping kursi dudukku. Di depan pembina sanggar kami berpidato dengan suara yang cukup besar untuk memecah kan kaca jendela di depan ku. Hari ini perasaan ku campur aduk antara sedih dengan senang meninggal kan orang tua ku untuk beberapa hari mendatang, kulihat di pojok kiri seorang wanita yang dulu aku kagumi kecantikan dan kebaikannya sampai sekarang. Bunga namanya, dia adalah seorang wanita yang baik serta cantik yang alami sehingga banyak orang yang ingin menjadi pacarnya termasuk aku.  “ren, bunga ikut juganya ke jogja.” Kata ku sambil tersenyum lebar. ”ya, dia ikut juga dia sebagai penari, emang kenapa peter? “gak, Cuma ingin bertanya kok.” Kupikir jika ku bilang sebenarnya rendi pasti mengejek ku.
Lantunan lagu melayu mengiringi kedatangan kami dengan ratusan para pesaing kami, dengan tatapan wajah yang manis di lihat. Sampai di jogja kami tinggal di dalam sebuah museum benteng yang terkenal di jogja namanya Vredeburg , benteng ini dibangun sebagai pusat pemerintahan dan pertahanah residen belanda kala itu. Benteng ini dikelilingi oleh sebuah parit yang sebagian bekas-bekasnya telah dikonstruksidan dapat dilihat sampai sekarang. Serta benteng ini juga berdiri terkait erat dengan lahirnya kesultanan Yogyakarta. lorong demi lorong kami telusuri dengan satu pemandu museum tersebut. “Nak, sebelum kalian masuk lebih dalam keruangan kalian harus makan bunga melati ini dulu.” Kata pemandu museum tersebut sambil mengambil satu piring bunga melati yang putih dan begitu harum. Ini pemandu museum apa seorang dukun? Kata ku dalam hati sambil makan bunga melati tersebut. Aku tak pernah tahu mengapa pembina sanggar kami men yuruh kami tinggal di museum yang mistis ini. Sampai di kamar, ku lihat kiri dan kanan terdapat lukisan zaman dulu yang agak usang dengan debu yang begitu tebal. “Ren, kamarnya megan sebelah mana sih?
“Bunganya, eaaaaaa sebelah mana yaa. Sambil tersenyum memegang kepala.
“kenapa kamu tersenyum?
“Dari tadi ku perhatikan kamu selalu melirik ke megan, jangan-jangan kamu suka dia?
“Bukan suka, tapi Cuma kagum.” Kataku, sambil mengalihkan perhatian ke tembok.
”Sudahlah, aku pergi keluar dulu cari angin.”
Belaian angin malam yang menerpa tubuh, hitamnya langit yang dihiasi para bintang. Malam itu tak disengaja aku bertemu dengan bunga. Malam yang sungguh indah bagiku kami bersama melewatkam malam itu bersama, makan, duduk berbincang-bincang di trotoar sambil ditemaninya alunan musik ciptaan ungu yang berjudul saat bahagia.”saat bahagiaku duduk berdua denganmu, hanyalah bersamamu..” pulang bersama menggunakan sepeda becak yang  menuju asrama sanggar kami . Malam itu adalah malam yang tak terlupakann bagiku malam yang sangat bersejarah bagi kehidupanku, saatnya bagiku untuk menyatakan bahwa aku sayang dia.  Namun saat ketika aku mulai, dari kejahuan deny datang menghampiri.
                “Bunga hari ini sudah malam, besok kita tampil, istirahat dulu.”
                “iya kak” kata bunga sambil bergegas pergi .
Tanpa sepatah katapun bunga meninggalkan ku, tak disengaja dia menjatuhkan diarynya dengan terbukanya halaman pertama yang bertuliskan “ My Love Deny, 28/06/14”.
Bagiku tulisan itu cukup membuat hatiku hancur, malam itu juga malam yang terburuk dalam kehidupanku sebab alur cerita yang tadi malam berubah dari ending yang indah menuju ending yang hancur, setahuku  bunga belum punya pacar, tapi tulisan itu cukup menyakinkan bahwa bunga suka pada deny.

Sabtu, 13 Desember 2014

Shohib, Berbagi itu Indah: Penyesalan lah yang terjadi, ketika anda campakkan...

Shohib, Berbagi itu Indah: Penyesalan lah yang terjadi, ketika anda campakkan...: My Dad Dunia, ya ini lah dunia penuh dengan keegoisan dalam kamus dunia tak kan pernah dunia mengejar manusia tapi akan sebalik...

Penyesalan lah yang terjadi, ketika anda campakkan orang yang anda sayang




My Dad


Dunia, ya ini lah dunia penuh dengan keegoisan dalam kamus dunia tak kan pernah dunia mengejar manusia tapi akan sebaliknya manusia lah mengejar dunia ini lah dunia dengan kekuasaan egoisnya yang telah merenggut kebahagiaan orang banyak tapi ini  lah dia tercipta penuh kesunyian dibalik wajah butanya.
            Tabung beduk berbunyi, yang menggempar kan seluruh alam gelap yang bisu serta mengalirnya lirih merdunya adzan subuh,  ku lihat berbondong-bondong orang menuju masjid di depan rumah ku begitu pun aku dengan mata setengah  ngantuk sambil melihat hamparan awan yang begitu hitam dibalik matanya yang bersinar begitu indah. Seteguk air sejuk yang dingin yang menyejukkan hati, menghapus seluruh isi jiwa yang rapuh.
            Pagi tiba, seperti biasanya aku pergi berangkat ke sekolah dengan ditemani seorang ayah yang begitu baik bagi ku. ‘’Yah, antar aku pergi sekolah” kata ku sambil mengambil tas usang ku. ‘’Masih ada yang ketinggalan?’’ kata ayah ku sambil menggosok mata yang lesung itu. ‘’Tidak ada” kata ku. Ya setiap hari ayah ku bekerja sebangai penjual buah ataupun sayuran , pagi sekali dia telah bangun untuk mempersiap kan dagangannya yang di bantu oleh ibu ku. Ku lihat begitu letihnya seorang orangtua terutama seorang ayah yang setiap pagi membanting tulang hanya untuk menghidupi keluarga. Sampai di sekolah ayah ku berpesan. “ Nak belajar lah yang rajin sampai kamu menjadi orang yang sukses, tapi jangan pernah mengetahui dunia luar karna dunia luar itu sangat lah kejam jika kamu tidak ingin gagal seperti ayah. Aku terdiam sejenak untuk mencerna kalimat dunia ayah ku sambil menatap awan hitam yang sembentar lagi sepertinya akan turun hujan. “ Iya, kataku sambil mencium tangan ayah ku dan sambil mengucapkan salam.”
              Hari ini adalah hari terakhir belajar karna senin kami akan bertempur tiga hari mendatang untuk mengapai cita-cita kami, suasana sekolah pun lebih sunyi dari pada biasanya, aku berjalan ke bawah pohon bringin didepan kantor guru untuk istirahat, pohon itu lagi-lagi menyambut ku dan semua siswa-siswi yang berlalu lalang melewatinya, ia tetap sejuk menyapa kami ketika kami ingin istirahat dibawahnya dengan lambaian akar-akar yang menjulang ke bawah yang ditata rapi oleh petugas kebersihan sekolah, daun-daunan hijau pun menghiasi kebahagiaan pohon tua itu.
”Hai, Harist.” Sapa sahabatku farhan.
 “Baca novel terus, senin kita sudah menghadapi UN, apa kamu gak bosen baca terus?
“Emmm, gak sih aku cuma untuk menghilangkan stres. Kataku sambil tersenyum.
Farhan adalah anak dari tante regina teman akrab ibuku, dia adalah anak yang baik dan sopan. Awal persahabatan kami ketika ibuku berkunjung kerumah farhan, saat itu di rumah farhan ada acara hajatan dan kami sekeluarga diundang, dari hari itulah kami sering bermain bersama.
“ Perhatian kepada, seluruh siswa-siswi kelas sembilan harap berkumpul didepan lapangan upacara.” Suara yang cukup keras untuk memanggil siswa-siswi yang berada dikantin belakang.
            Di depan terlihat pak Japri sedang berpidato untuk menyampaikan arahan tentang UN senin nanti, selaku beliau adalah kepala sekolah kami yang baru menjabat.
            Bel dibunyikan, kami segera bergegas pulang untuk mempersiapkan apa-apa yang harus dibawa senin nanti, seperti biasanya aku pulang menggunakan angkot dengan sahabat ku farhan, ku stop angkot dengan tangan melambai keatas.
 “Harist besok kita belajar sama-sama yuk? Tegurnya sambil melihat kiri dan kanan jalan raya.
            “Oke, di rumah aku ya?                         
            “Iya, katanya sambil menyandarkan bahu dikursi.
Tiba-tiba dadaku terasa sesak, seperti tertusuk duri yang luar biasa sehingga aku memejamkan mataku sambil merebahkan badanku kesamping kursi.
            “Harist, kamu kenapa?
            “Gak apa-apa, Cuma dadaku sedikit sakit”.
“Kiri bang.”
“Farhan, aku pulang duluannya.”
“Iya, hati-hati sampai jumpa besok.”
Sampai di persimpangan depan rumah, ku lihat rumah tanpak sepi. Aku berkata dalam hati sambil melamun sejenak, jangan-jangan ada apa-apa dirumah lagi. Pikir ku pasti orang rumah pada tidur siang, seperti biasanya.
            “Assalamu’alaikum.”
            “Ibuu,  aku pulang..” tumben gak ada yang jawab salam, kataku sambil kebigungan.
”Pasti ibu pada tidur siang,
Pukul 13:30 WIB
            Setelah beberapa kali tidak ada jawaban akhirnya aku langsung masuk rumah dengan sendirinya.
            “Ibuu, Ayaah, kaak, aku pulang....”
Ku telusuri dari lorong rumah ke lorong. “Kemana orang dirumah?.” Tanyaku dalam hati sambil gelisah tak karuan.
            Setelah ganti pakaian aku duduk didepan teras sambil membuka-buka buku pelajaran yang senin akan diujikan, panas terik siang yang seakan membelai wajah bumi. Setelah beberapa menit kemudian teman kakakku mampir kerumah dengan jalan yang buru-buru serta wajah yang kusut dibelai panas terik siang.
            “Ada apa kak? Kakak gak ada dirumah kakak dikontrakkan.”
            “Harits, cepat ikut kakak kerumah sakit.” Dengan wajah yang begitu serius dan memerah.
            “perasaanku gak enak, siapa yang sakit?.” Tanyaku dalam hati.
Tanpa basa-basi aku bergegas pergi kerumah sakit,
“Kak, siapa yang sakit? Tanyaku, sambil hati tak karuan.
            “Ayahmu kecelakaan, sekarang sedang ditangani oleh para dokter, bantu do’a karna kata dokter ayahmu sedang kritis.”
Aku terdiam seketika, seluruh tubuhku gemeteran dan dingin yang menembus tulang dengan deraian air mata yang tak karuan, ku rasa ini adalah mimpi yang sebentar lagi aku akan bangun, tapi tidak setelah aku melihat seseorang yang terbaring dikasur dengan ditutupi kain berwarna putih yang dikelilingi sanak saudara termasuk ibu dan kakakku. Waktu itu aku telah terlambat ayahku telah pergi untuk selama-lamanya, kuharap itu mimpi belaka tapi itu adalah kenyataan yang harus aku terima yang membuat jadi mimpi paling buruk bagiku yang mengubah seluruh hidupku untuk selama-lamanya.
 Sabtu 23/04/11
Besok adalah penguburan ayahku, bagiku besok juga hatiku akan terkubur bersama ayahku untuk selama-lamanya, aku tidak merasakan kedamaian. Yang ku ingin saat ini adalah kembali kepelukan ayahku yang dulu sering canda dan tawa kini telah terhapus dengan drastis.
Lubang hitam telah menanti tempat peristirahatan yang terakhir, deraian air mata mulai mengalir setelah ayahku dimasukkan ke tempat peristirahatan, aku tak pernah percaya ayahku telah tiada dan aku tidak akan dapat melihatnya lagi, tak dapat mendengar suaranya lagi, tak dapat merasakan belaian kasih sayang seorang ayah. Aku ingin pergi mendampingi ayahku dan ikut kemana pun ayahku pergi.
Hal ini tak dapatku sadari seolah-olah jiwaku telah lenyap seketika, dan hal itu membuat hidupku lebih pedih dengan taburan duri dihati, sungguh memedihkan bagiku karna aku tidak tahu sekarang ayahku ada dimana yang jelas ayahku telah pergi jauh dari hidupku, tak ada kata-kata yang dapat mengungkapkannya dan hal itu takkan pernah dapat diungkapkan.
“Hai harist, tetap tabahnya menerima semua ini. Ini adalah cobaan bagimu yang dibalik itu pasti lebih baik, kini Allah sedang menguji keimananmu dengan memanggil ayahmu untuk pulang, kita semua pasti akan pulang kepada sang pencipta termasuk aku.” Sapa sahabatku farhan
Tanpa ada satu patah kata aku memalingkan wajahku dengan mengalir lagi air mata. Ku hargai perkataan sahabatku tapi bagiku kata-kata itu pun tak kan pernah mengembalikan ayahku apalagi air mataku, aku hanya terbayang perkataan terakhir ayahku tentang kejamnya dunia. Hidupku telah berubah setelah gelombang besar menerpa kehidupanku dengan merubah segalanya.
            Satu hari setelah pemakaman ayahku. Bagiku mimpi buruk itu datang bertubi-tubi, hari ini kami semua SMP/MTS akan melaksanakan Ujian Nasional dengan serempak. Pikiranku sangat kacau aku tak yakin dapat mengerjakan UN tersebut tapi sebelum mimpi buruk itu datang aku telah mempersiapkan hal itu sedemikian matang, aku hanya dapat bertawakal kepada sang pencipta. Tiga hari berlalu menghadapi UN, saatnya kami menerima hasilnya aku yang ditemani kakakku berangkat kesekolah untuk mengambil hasilnya tanpa ditemani seorang ayah dan ibu. Ya, setelah beberapa minggu kepergian ayahku, ibuku terbaring sakit dirumah dengan keadaan yang tak menentu.
            Tubuhku bergetar, kini yang ku pegang adalah sebuah amplop hidupku, kubuka dengan perlahan, yang bertuliskan lima huruf kapital LULUS.
            Bagiku kata LULUS itu sia-sia, hadiah yang telah aku persiapkan kini berubah alur cerita tak melengkapi hidupku. Kini aku hanya mempersembahkan hadiah tersebut kepada seorang ibu tanpa pelengkap seorang ayah.
            Aku hanya dapat berdo’a ”Yaa Allah, maafkan aku sehingga aku belum sempat berbakti kepada ayahku selama ayahku masih hidup dan belum sempat membahagiakan ayahku, ku harap ayahku disana tenang dan ampunilah dosa-dosa ayahku baik disengaja ataupun tidak sengaja selama ia didunia. Kini aku harus dapat membahagiakan ibuku karna hanya dia lah orang tuaku satu-satunya.
            Jadi, jika sekarang kalian belum sempat bahagiakan orang tua kalian, bahagiakan lah sebelum orang tua kalian pergi untuk selama-lamanya dan jangan pernah sia-siakan orang tua kalian karna akan menyakitkan jika salah satu orang tua kalian tidak ada lagi. Ratapan lah yang akan menjadi saksinya jika kalian sia-siakan orang tua kalian.
R’yz/23/04/11.

Selasa, 09 Desember 2014

Berkas Lomba yang Menyedihkan


Ayo Mahasiswa Baca Buku dan Ikut Gerakan

                Apa kabar teman-teman semuanya?.. para mahasiswa yang dulu siswa kini telah migrasi ke mahasiswa terutama pada maba/ mahasiswa baru. Nah, mengenai tema yang diatas, yang diatas tulisan ini loh, bukan diatas langit, hehe.. perlu kita telusuri selengkapnya.
                ‘’Ayo mahasiswa baca buku dan ikut gerakan’’ mendengar kata ataupun slogan itu pasti didalam benak teman-teman semua merasa bosan, terutama membaca buku atau ikut organisasi namun tak semuanya yang merasa seperti itu. Sekarang kita sudah mahasiswa bukan lagi siswa, menjadi mahasiswa kita dituntut untuk mandiri terutama pada niat kita membaca buku atau ikut gerakan. Teman-teman coba bayangkan jika kita tidak suka membaca buku apapun terutama pada buku materi kuliah kita, banyangkan sendiri jika kita ujian disaat dosen memberika soal-soal yang didalamnya butuh jawaban yang logis menurut buku yang ada.
Pernah saya menanyakan persoalan begitu pada beberapa teman saya dan jawabannya cukup membuat saya gila, bukan gila sesungguhnya loh.. bagaimana tidak, dia mengatakan “jika ada ujian gampang aja, copy paste aja punya teman atau buat contekkan kecil-kecil, gampang kan!. Dunia ini udah modern bro, lagian banyak cara kok”. Kata teman-teman sih gampang. Nah, kata dosen elo-elo gue-gue, nilai mu buruk ya tetap buruk..gak mau kan teman-teman begitu menjadi mahasiswa abadi nan jaya diuniversitas teman-teman masing-masing apa lagi gara-gara yang sepele menghiraukan niat teman-teman untuk membaca. Dengan perkembangan zaman apa lagi kita sudah memasuki zaman modern yang didalamnya serba canggih, kebanyakan mahasiswa itu jika diberi tugas oleh dosennya apalagi tugas tentang sejarah atau makalah pasti lari logika teman-teman keinternet mencari di bah Google, copy dan paste.
 Membaca atau ikut organisasi itu perlu, bagaimana tidak orang sukses itu berawal dari membaca, jika dia tidak pernah membaca bagaiman bisa sukses mengetahui dunia luar juga menjadi orang yang dikenal banyak orang itu berawal dari ikut organisasi, berbaur dengan orang-orang sukses, mendapatkan banyak teman baru, serta menambah wawasan kita atau bisah jadi teman-teman ikut organisasi disitu ada jodoh teman. Tapi jangan mengharapkan begitu, niatkan kita ikut organisasi atau membaca untuk menambah ilmu, dapat ilmu dunia serta akhirat.
Nah, dibawah ini ada beberapa taktik untuk menambah cinta kita untuk membaca.
Pertama, niatkan dalam hati membaca untuk mencari ridhonya Allah, sehingga Allah mempermudah kan apa yang diniatkan teman-teman dalam hati. Seperti hadis yang diriwayatkan bukhari, muslim, dan empat imam ahli hadits. (“Dari Umar radhiyallahu’anhu bahwa Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam bersabda, “Amal itu tergantung niatnya, dan seseorang hanya mendapatkan sesuai niatnya..”) maka dari itu kita harus meniatkan dalam hati untuk membaca hanya untuk memperoleh amal dunia serta akhirat karna amal itu penting baik didunia atau pun diakhirat.
Kedua, mulai lah membaca satu hari satu buku atau jika teman- teman tidak sanggup, batasi teman-teman untuk membaca sekitar 30 menit satu hari, untuk melatih daya fikir kita, ibarat pisau bila di asah setiap hari akan semakin tajam begitu pula dengan otak kita jika setiap hari teman-teman membuka waktu luang minimal teman-teman membaca 30 menit setiap hari, banyangkan berapa banyak ilmu teman-teman yang telah diperoleh.
Ketiga, mulai lah dari hal-hal yang membuat teman-teman untuk suka membaca, seperti membaca novel, surat kabar, buku humor atau biografi tokoh kesukaan teman-teman, serta buku pelajaran yang teman-teman suka. Membaca itu dapat meningkatkan pemahaman daya memori kita, yang semula tidak kita mengerti setelah membaca dapat kita pahami dengan mudah, contoh yang nyata bagi teman-teman semua, mungkin kah kita mempelajari atau memahami mata kuliah kita dengan mudah dengan tidak membaca? Hal yang tak mungkin bagi mahasiswa, apalagi mahasiswa yang biasa.
Keempat, cari tempat yang menurut teman-teman nyaman untuk membaca. Seperti di perpustakaan, kamar atau dimasjid. Membaca juga butuh tempat yang tenang untuk mencerna semua hasil bacaan yang telah diterima oleh otak.
Kelima, buat lah dorongan atau motivasi membaca untuk teman-teman sendiri, tulis kata-kata itu di kertas yang besar kemudian tempel dikamar teman-teman.
Keenam, disini tempatnya jika teman-teman sedang galau, maka lakukan lah apa yang menurut teman-teman membuat kegalauan tersebut hilang buat lah teman-teman sesibuk mungkin dengan cara membaca, mungkin dengan cara itu kegalauan teman-teman dapat hilang untuk sementara. Membaca itu tak mesti sebelum kita galau loh..namun sedang apapun atau sedang dalam keadaan apapun kondisi kita kita dituntut untuk membaca. Membaca pun banyak manfaatnya terutama manfaat yang paling besar bagi teman-teman adalah sebagai latihan otak, untuk menjaga agar otak kita selalu bekerja secara sempurna dalam menjalankan fungsinya juga membuat kita cerdas tentunya dengan melakukan membaca secara rutin.
Nah, sekarang tunggu apa lagi niatkan segera untuk membaca, pepatah baru mengatakan, menurut versi saya..” Membaca itu teman kita dalam keadaan apapun, namun ilmu yang kita dapatkan dari hasil membaca itu adalah sahabat kita.” Jika semua itu telah teman-teman lakukan namun semuanya terasa semakin susah atau sama dengan sebelumnya, teman-teman tak perlu khawatir ada cara terakhir kok,! Dengan cara bersabar dan minta pertolongan Allah. Simak ayat berikut ini..
 “Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (Al-Baqarah: 153). Jadi Jangan biarkan waktu teman-teman habis hanya dengan menonton televisi berjam-jam, bermain geme dan membicarakan orang tanpa sebab yang itu semua hanya dapat menghabiskan waktu teman-teman. “waktu itu bagaikan pedang” jadi luangkan lah waktu teman-teman untuk membaca minimal 30 menit sehari.  Good luck teman-teman.

Sabtu, 06 Desember 2014

Resensi Buku Hidup Beragama dalam Sorotan UUD 1945 dan Piagam Madinah




Resensi Buku


“Hidup Beragama dalam Sorotan UUD 1945 dan Piagam Madinah”



Judul Buku                  : Hidup Beragama dalam Sorotan UUD 1945 dan Piagam Madinah
Penulis                         : Dr. Aksin Wijaya, S.H., M.Ag.
Penerbit                       : STAIN Press Ponorogo
Tahun Terbit                : Cetakan Pertama, Mei 2009
Tebal Buku                  : 96 Halaman
Editor                          : Layyin Mahfiyana
Hidup Beragama
Pendahuluan
            Salah satu rujukan sebagai umat Islam ini adalah Piagam Madinah. Padahal, Piagam Madinah yang dibuat Muhammad, yang juga sering dijadikan model bernegara oleh sebagian umat Islam di negara-negara lain, justru berisi butr-butir yang tidak mencerminkan semangat islami, dalam arti formal, kendati Muhammad sendiri adalah seorang nabi. Muatan yang ada di dalam Piagam Madinah tidak lebih dari sikap politik Muhammad sebagai pemimpin politik yang harus memberikan kebebasan kepada tiap individu dan suku untuk menjalankan, bukan saja tradisi individu dan sukunya, tapi juga agamanya masing-masing. Bahkan, paganisme pun diizinkan hidup di sana.
            Di antara peneliti yang melakukan komparasi UU 1945 dan Piagam Madinah adalah Ahmad Sukarja. Di dalam bukunya, Piagam Madinah dan UUD 1945, Kajian Perbandingan tentang Dasar Hidup Bersama dalam Masyarakat yang Majemuk, Sukarja menyatakan bahwa kebebasan beragama yang disinyalir dalam kedua sumber kenegaraan tersebut, bukan karena kemurahan  dan bukan pula pemberian negara. Sebab kebebasan beragama merupakan salah satu hak asasi manusia yang bersumber dari Tuhan. Prinsip menyebabkan negara tidak berhak  memberika batasan apalagi larangan kebebasan beragama bagi setiap manusia.
Sinopsis
Kehidupan keagamaan di indonesia akhir-akhir ini ditandai dengan semakin kuatnya kendali otoritas lembaga dan organisasi keagamaan atas agama. Kondisi ini membuat agama tidak lagi  menjadi kenyataan independen yang berperan sebagai pemberi nilai-nilai moral terhadap kehidupan masyarakat. Sebaliknya, yang selalu terlihat adalah bahwa agama hanya menjadi alat legitimasi politik bagi kekuasaan tertentu.
Kenyataan ini tidak saja menjadikan masyarakat sebagai menjadi korban kekuasaan politik pemerintah, agama juga menjadi tumbal. Dalam situasi seperti ini, penting kiranya menampilkan kembali relasi agama dan negara, agar bisa dijadikan pelajaran berharga bagi pihak-pihak tertentu yang menjadikan agama sebagai alat legitimasi kekuasaan.
Inilah yang menjadi tema buku yang kami resensi kali ini. Penulis melakukan perbandingan antara Piagam Madinah dan UUD 1945. Dengan itu penulis mencoba melihat persoalan kebebasan beragama dalam bingkai konstitusi Negara Madinah dan butir-butir pasal dalam undang-undang yang mendasari kehidupan berbangsa dan bernegara di Republik Indonesia ini.
·        Konsep Kebebasan Beragama
A.    Pengertian Kebebasan Beragama
Kata “kebebasan” berasal dari kata “bebas”. Kata ini mengandung banyak arti, tapi dalam penjelasan ini kami mengambil dua arti saja. Pertama, “lepas sama sekali”, artinya tidak terhalang, tidak terganggu sehingga dapat berbicara, bergerak, dan sebagainya. Kedua, “lepas dari”, seperti lepas dari kewajiban atau dari tanggung jawab.
Sementara itu kata ”beragama” berasal dari kata “agama”. Beberapa analisis filsafat agama ataupun perbandingan agama menganggap kata ini berasal dari bahasa sansekerta. Kata “agama” mengandung arti kepercayaan kepada Tuhan (dewa, dan sebagainya), dengan ajaran kebaktian dan kewajiban-kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan tersebut.
Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa yang di masud kebebasan beragama adalah tidak adanya pihak-pihak tertentu yang berhak menghalangi, memaksa, baik secara kultural maupun struktural. Jadi, kebebasan beragama berarti seseorang baik secara individual maupun kolektif bebas memeluk dan melaksanakan ibadah menurut agama dan kepercayaan mereka.
B.     Hakikat Kebebasan Beragama
Kajian mengenai kebebasan beragama dapat dilihat dari tiga perspektif, yaitu perspektif hak asasi manusia, agama dan UUD 1945, serta piagam Madinah.
1.      Agama Sebagai Hak Asasi Manusia.
Bagi manusia, posisi agama sama dengan makanan, sama-sama sebagai bagian dari kehidupan, sebab manusia bersifat bidimensional. Manusia diciptakan dalam tanah namun, agar berbeda dengan makhluk lain dan demi eksitensi hidupnya, ia juga ditiupi ruh Tuhan. Ruh Tuhan merupakan simbol kebertuhanan manusia. Ini artinya manusia pasti juga beragama, sebab keduanya identik. Dalam islam, hal ini bisa kita lacak pada sumber asasinya, yaitu Al-qur’an dan Hadis.
            Tentang asal-usul hak asasi manusia, para tokoh bersilang pendapat. Ada yang mengatakan bahwa Islam-lah yang mempelopori adanya hak asasi manusia.
Bentuk-bentuk hak asasi manusia dapat diklasifikasi sebagai berikut:
A.    Bebas dari keharusan beragama di luar dirinya.
B.     Bebas dari paksaan beragama.
C.     Bebas untuk memeluk atau tidak memeluk suatu agama.
D.    Bebas untuk memilih dan melepas suatu agama.
E.     Bebas untuk pindah agama.
F.      Bebas untuk menjalankan ibadah menurut agama dan kepercayaannya masing-masing.
2.      Agama dan Keberagamaan
Agama yang dimaksud dalam buku ini adalah agama dalam pengertian umum, meliputi seluruh agama, baik agama samawi, agama ardli, kristen maupun islam, dan lain-lain. Purwodarminto, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, mendefinisikan agama sebagai “sebuah kepercayaan yang disertai dengan kebaktian dan kewajiban-kewajiban yang bertalianndengan kepercayaan itu”. Erich Fromm melihat agama sebagai sebuah sikap penyerahan diri manusia pada kekuatan yang lebih tinggi yang tidak tampak dan dijadikan kontrol pada nasibnya, dan diangkat untuk ditaati, dihormati, dan disembah.
C.    Realitas Keberagamaan Dewasa Ini
Ada analisis menarik dari Sammuel Huntington yang mengatakan bahwa di masa-masa mendatang konflik dunia tidak lagi disebabkan oleh hal-hal yang berbau praksisidual, seperti plitik, ekonomi, dan ideologi, namun oleh masalah-masalah SARA (suku, agama, ras, dan golongan). Alasan-alasan yang mendasari tesis Huntington ada beberapa hal: pertama, perbedaan antara peradaban tidak hanya riil, tetapi juga mendasar. Kedua, dunia sekarang semakin sempit, interaksi orang yang berbeda peradaban semakin meningkat.
            Jika asumsi ini benar, dengan tidak mengenyampingkan kontroversi yang muncul, maka umat beragama diharapkan siap menata diri sejak dini. Lebih-lebih masyarakat kita sekarang yang tengah mengalami perubahan dengan cepat, baik secara sruktural, kultural, maupun infrastruktural, dalam situasi demikian, agama sangat dibutuhkan kehadirannya di masyarakat untuk mengisi kebutuhan rohani dan memperkuat identitas diri.
·         Beragama dalam Sorotan UUD 1945 dan Piagam Madinah
A.    beragama dalam Perspektif UUD 1945
·         Pembukaan UUD 1945
Alenia Pertama:
            “Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dangan perikemanusiaan dan perikeadilan”.
            Adanya kata “penghapusan” dalam kalimat ini menunjukkan bahwa pada saat itu Indonesia berada dalam kekuasaan penjajahan, sekalipun konteksnya menggunakan kata “dunia”. Dalam kenyataannya Indonesia paada saat itu berada di tangan penjajah Belanda dan Jepang. Pada masa itu, bangsa Indonesia mengalami dan merasakan adanya perilaku yang tidak manusiawidan tidak adil. Karena itu bangsa Indonesia berjuang memperoleh kemerdekaan dengan menghapus penjajah.

Alenia Kedua:
            Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentausa mengantarkan rakyat Indonesia kedepan pintu gerbang kemerdekaan negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur”.
            Adanya kata”dan” yang mengawali alenia ini menunjukkan adanya hubungan kausal dengan alenia sebelumnya. Persisnya pada “ perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia”, dengan alenia pertama pada pernyataan “penghapusan penjajahan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan peri keadilaan”.
Alenia Ketiga:
            Atas berkat Rahmat Allah SWT Yang Maha Kuasa dan dengan didorong oleh keinginan luhur supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya”.
            Kalimat “berkat Rahmat Allah SWT Yang Maha Kuasa” dalam alenia ini membuka ruang bagi multi interpretasi dari berbagai penganut agama di Indonesia.

Alenia Keempat:
            Kemudian dari pada itu, untuk membentuk suatu pemerintahan negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umu, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut serta melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusuanlah kemerdekaan bangsa Indonesia itu dalam suatu Undang-undang Dasar Negara Indonesia yang terbentuk dalam susunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar pada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebikaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.
            Dalam alenia ini disebutkan dasar-dasar Negara Republik Indonesia sesuai amanat Proklamasi, yaitu pancasila yang terdiri dari lima sila. Memang, secara formal-administratif Indonesia bukan negara islam juga bukan negara sekuler, tetapi kedua-duanya terakomodasi dalam negara. Sementara itu, pancasila menjadi jiwa negara sekaligus bangsa indonesia. Oleh karena itu pancasila bersifat plural, sebab Indonesia memang plular dan heterogen.
·         Batang Tubuh UUD 1945
Dari perumusan Pembukaan UUD 1945 dapat dilihat betapa rentannya persoalan agama dalam ketatanegaraan Indonesia. Bahwa agama bukan peredam konflik dan pemersatu bangsa. Sebaliknya ia jusrtu menjadi pemicu konflik, sekalipun pada hakikatnya masing-masing agama mengajarkan kedamaian. Pertanyaannya sekarang adalah bagaimana posisi agama dalam di negara pancasila ini atau bagaimana negara pancasila memperlakukan agama? Pada alenia ketiga dan keempat Pembukaan UUD 1945, secara eksplisit disinggung mengenai posisi agama dan ketata negaraan Indonesia, yaitu bahwa negara Indonesia adalah negara republik yang berdasar pada ketuhanan Yang Maha Esa. Sebenarnya pencantuman kalimat “Ketuhanan Yang Maha Esa” ini secara langsung dipahami oleh alenia ketiga, bahwa keberhasilan proses perjuangan kemerdekaan Indonesia adalah berkat Rahmat Allah. Relevansi Pembukaan UUD 1945, khususnya alenia keempat sila satu ini dengan Batang Tubuh, terletak pada Bab XI tentang agama pasal 29 ayat (1), yang berbunyi, “Negara berdasar atas ketuhanan Yang Maha Esa”.
B.     Beragama dalam Perspektif Piagam Madinah
Sebagaimana analisis terhadap UUD 1945 mengenai kebebasan beragama yang selain menggunakan analisis teks normatif juga melibatkan deskripsi situasional dan historis, demikian juga dalam menganalisis  konsepsi Piagam Madinah.
Dalam Piagam Madinah, ummah menjadi prinsip kunci untuk memahami komunikasi warga Madinah. Konsep inilah yang menjadi perekat utama dalam komunikasi negara Madinah. Sebab ummah merupakan identitas bersama yang menjadi pijakan kerja sama antara berbagai kelompok sosial dalam konfigurasi pluralistik Madinah. Dengan terminologi ummah ialah suatu istilah yang digunakan Rasulullah saw, untuk masyarakat madinah diikat untuk menekankan kerja sama demi meraih dan menjaga keamanan dan kesejahteraan bersama. Oleh karenanya, pemahaman terhadap konsep ummah menjadi penting untuk mengetahu posisi agama dalam Piagam Madinah dan melihat apakah kebebasan beragama benar-benar dijamin oleh negara yang dibangun pertama kalinya oleh umat Islam ini. 
Bisa disebut Piagam Madinah sebagai kontrol sosial komunitas masyarakat yang telah menepatkan “rasa kebangsaan” sebagai perekat persatuan. Sementara itu, aspek pluralitas masyarakat seperti pluralisme agama, suku dan tradisi diletakkan secara egaliter.
·        Arah Baru Kehidupan Beragama di Indonesia
A.     UUD 1945 dan Piagam Madinah, Sekuler-Religius.

Indonesia dan Madinah terdapat kesamaan yaitu bukan merupakan negara agama. Keduanya, indonesia dan madinah ini bercorak sekuler tetapi nilai nilai berbangsa dan bernegaranya tidak lepas dari corak religius. Indonesia dan Madinah memberikan jaminan kebebasan beragama dan menjalankan ibadah  sesuai dengan agamanya masing masing, negara tidak mengarahkan setiap warganya untuk memeluk memilih agama karena manusia mempunyai hak mameluk agamanya masing masing.
            Untuk masalah ketuhanan antara UUD 1945 dan Piagam Madinah terjadi perbedaan jika dalam UUD 1945 ketuhanan sebagai landasan pijak sedangkan di dalam Piagam Madinah ketuhanan di jadikan rujukan akhir.
            Terkait masalah polietis Didalam UUD 1945 dengan tegas di tolak tetapi didalam Piagam Madinah masalah Polietis ini diperkenankan untuk hidup.

B.     Sintesis  Dikursif Menuju Kehidupan Beragama yang Kondusif dan Konstruktif di Indonesia
Sintesis diskursif yang di maksud adalah perpaduan antara hasil analisis teks normatif UUD 1945 sebagai teks tesa dengan Piagam Madinah sebagai atitesa dalam melihat kehidupan beragama. Menggabungkan titik persamaan dan titik perbedaan  kedua konstitusi kemudian mencari sintesa diskursif baru yang kondusif untuk realitas keindonesiaan masa kini adalah jalan yang cukup fair dan akomodatif.
Analisis perbandingan antara UUD 1945 dengan Piagam Madinah tentang aspek hukum kebebasan beragama, sebenarnya dapat dilihat dari berbagai sudut pandang sesuai dengan kerangka metodelogi yang digunakan. Tetapi penulis memilih analisis teks. Sebab sejauh pengamatan penulis, kerangka analisis teks belum pernah digunakan para penulis Indonesia untuk mencoba dan melihat konsepsi kedua konstitusi tesebut secara normatif, khususnya aspek hukum kebebasan beragama.
            Kritik dan Saran
Dalam buku ini kesan yang nampak adalah perbandingan antara UUD 1945 sekarang dan Piagam Madinah semasa Nabi Muhammad, yang membandingkan kehidupan beragama yang baik, bertoleransi penganut agama lain. Buku ini sangat cocok di baca para calon-calon pemimpin ataupun peminpin negara untuk bisa mengatur negara tersebut lebih baik lagi dengan pedoman perpaduan antara UUD 1945 dan Piagam Madinah.
Namun di dalam buku ini terdapat banyak kata-kata yang tidak mudah dimengerti terutama pada kaum Awam, sebaiknya untuk kata-kata yang berbaur politik penulis membuat footnote khusus, kata-kata seperti: Multi Interpretasi (hal. 30), Plural dan heterogen (hal. 32), Sintesis Dikursif (hal. 51), Egaliter (hal.44) . Juga di dalam tulisan ini terdapat kata-kata yang membingungkan seperti: penulisan judul sub Sintesis Dikursif. Namun, di penjelasannya di tulis Sintesa diskursif. Untuk tulisan judul di cover sampingnya bertulisan Hidup Beragam. Namun, di cover depan bertuliskan Hidup Beragama, ini sangat membingungkan bagi pembaca, mana judul yang benar atau bukan judul.
Untuk saran terakhir, kami sebagai pembaca menyarankan untuk lampiran Piagam Madinah di tuliskan harakatnya, karna tidak semua orang bisa membaca arab gundul.


Biografi Penulis
            Dr. Aksin Wijaya, S.H., M. Ag. adalah dosen Usuluddin STAIN ponorogo. Aktif menulis, menerjemah, dan mengisi  berbagai seminar, pelatihan, dan bedah buku di beberapa lembaga pendidikan dan organisasi sosial dan keagamaan. Tesisnya dinobatkan sebagai pemenang juara II (dua) Thesis Award (lomba tesis tingkat Nasional di kalangan dosen PTAI) se-Indonesia yang diadakan  Depertemen Agama RI, 2006. Doktor muda kelahiran sumenep, 1 Juli 1974 madura ini juga pernah terpilih sebagai salah satu peserta program Sandwich penelitian Disertasi Tafsir di Mesir yang diadakan Departemen Agama, Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah, dan PSQ Jakarta, pada Maret-Juli 2007. Di antara karyanya yang telah diterbitkan adalah Menggugat Otentisitas Wahyu Tuhan: Kritik Atas Nalar Tafsir Gender (Safiria Insania Press, 2004), Arah Baru Studi Ulumul Qur’an: Memburu Pesan Tuhan di Balik Fenomena Budaya (Pustaka Pelajar, 2009) Kritik atas Kritik Interpretasi Al-Qur’an: Telah Kritis atas Teori Interpretasi Al-Qur’an Ibnu Rushd (LkiS, 2009). 
© Riza Ashman 2012 | Blogger Template by Enny Law - Ngetik Dot Com - Nulis